Powered By Blogger

Rabu, 30 Maret 2011

Perkebunan Kelapa Sawit

 Singkil saat ini sudah memiliki cukup luas Perkebunan sawit yang ada di daerah tersebut, yang luasnya hampir 3/4 dari luas daerah tersebut. Untuk kebun masyarakat saat ini sekitar 14.000.000 ha, dengan target 20.000.000  ha pada tahun 2012. Sementara sisanya dimiliki pihak swasta yang jauh lebih luas.
Dan sawit merupakan primadona bagi kehidupan setiap rakyat di daerah ini. Artinya dengan memiliki kebun atau ladang seluas 1 ha saja ia sudah bisa mendapatkan hasil yang luar biasa. Dalam 1 ha biasa pekebun bisa mendapatkan 400 - 600kg setiap kali panen dengan harga jual sekitar Rp 1.300/ kg. Jadi pekebun bisa mendapatkan hasil sebesar Rp 6500.000 setiap kali panen. Dengan perhitungan 500kg sebagai rata- dan juga jalan tengah. Dalam 1 bulan petani bisa panen sebanyak 2 kali. Yang artinya Pekebun bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 1.300.000/ bulan.


Aspek Lingkungan
Kita akui bahwa dengan mengembangkan potensi Perkebunan kelapa sawit dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi  suatu daerah, serta kesejahteraan masyarakat. Tetapi apabila mengembangkan secara berlebihan juga akan berdampak kepada lingkungan. Lihat saja, saat ini kita juga sudah merasakan dampak panasnya BUMI ini akibat semua ulah kita saat ini. Mmbuka lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan belum di tinjau sebelumnya, seperti di area hutan produktif, Lahan Gambut, juga Bakau. Yang menyebabkan ketidak seimbangan alam.

Jadi, kami mohon kepada Pemerintah Kabupaten Singkil, dan juga Pemerintah pusat pada umumnya. Sudah cukuplah untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit ini. Sudah cukup banyak yang kita hasilkan saat ini, tolong lindungi hutan Nusantara juga flora fauna yang ada di dalamnya. Jangan sampai Generasi kita nanti tidak sempat bisa melihat kekayaan hayati Nusantara nantinya. Dan hanya melihat hamparan hijau perkebunan sawit yang menyedihkan. Seperti kita ketahui Indonesia menartgetkan 21 juta ha luas perkebunan sawit. dan saat ini sudah terealisasi sekitar 7,2 juta ha. Apa yang kita banggakan dari situ, hanya kesedihan yang ada dalam pikiran kami saat ini.


NASIB BURUH MEMPRIHATINKAN
  Di tengah kesuksesan para Investor dan juga pengusaha sawit, serta juga masyarakat yang juga beruntung memiliki kebun sawit. Namun dibalik itu semua, nasib para buruh swit yang ada di Indonesia ini sangatlah tak layak. Dengan resiko kerja yang sangat tinngi seperti para pengangkut sawit yang ada di sebelah kiri, memiliki resiko yang cukup berat yaitu tertimpa buah janjang sawit tersebut yang bertanya sampai puluhan kg. Dan juga nasib buruh lainnya seperti pembabat, pengutip, pemupuk, serta lainnya yang ada di sebelah kanan  juga memiliki resiko yang cukup besar, seperti tertimpa buah, penyakit kulit, gatal - gatal, bahkan ke butaan akibat iritasi dari bahan yang di gunakan untuk memupuk buah tersebut dari bahan pestisida yang mereka gunakan. Jadi, itulah resiko besar yang mereka hadapi.

Dibalik resiko yang cukup besar yang mereka hadapi, kesejahteraan para kaum buruh ini cukuplah memperhatikan, yaitu nasibnya yang terkotang - katung tak jelas karena status kepegawaian yang belum jelas, buruh kontrak yang tak jelas, karena hanya beberapa kali saja bekerja dan tidak setiap kali di butuhkan, gaji yang/ penghasilan yang tidak layak. yaitu hanya berkisar dari Rp 17.500 - Rp 35.000 per/ hari. Yang perbulannya mereka hanya bisa mendapatkan sekitar 800 - 900 ribu Rupiah. Jauh dari angka kelayakan upah minimum  saat ini sekitar  Rp 1.050.000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar